Jumat, 21 Oktober 2016

Sepenggal Kisah GoJek Malam Ini



Saya baru saja tiba di Bandung. Setelah memesan Gojek dari stasiun ke Taman Teras Cikapundung terpampang di handphone icon beberapa driver yang online waktu itu. Tak lama notifikasi seorang driver muncul. Namun selang beberapa detik pesanan saya dibatalkannya. Mungkin dia lelah. Aplikasi lalu mencari driver lain. Ketemu. Namanya Gilang. Kami sudah janjian. Dia menghubungi saya. Dari cara bicaranya ke pelanggan sepertinya dia baru jadi driver. Sekitar 8 menit dia akan sampai ke tempat penjemputan karena harus memutar dulu. Karena banyak jalur satu arah di Bandung. Saya menunggu sekitar 100 meter-an dari gerbang stasiun. Lokasi itu adalah sebuah rumah makan sunda, ada tulisan 'Wilujeng Sumping' di pintunya. Ampera namanya. Memang di situ lokasi penjemputan konsumen Gojek. Driver merasa tak enak dengan ojek pangkalan dan supir taxi di depan gerbang. Melalui aplikasi saya pantau Gilang semakin mendekat. Seharusnya ia sudah di depan saya saat ini. Tetiba muncul seorang driver. Menjelang dinihari itu saya tak bisa memastikan wajah driver tersebut. Seandainya di depan motornya ditulis nama driver-nya, mungkin saya bisa mengenalinya. Di dekat saya juga ada penumpang lain. Seorang lelaki muda. Ia mendekati driver yg baru datang itu. Mereka berdua berbincang sejenak. Entah apa yg mereka bicarakan dalam sekian detik itu. Diberikannya helem oleh driver ke lelaki muda itu. Lalu lelaki itu naik. Sekejap mereka menghilang di kegelapan malam. Tak lama kemudian muncul seorang driver lagi. Saya tanya "Gilang?", "Bukan" katanya. Driver itu lalu bertanya tujuan saya kemana? "Teras Cikapundung" kata saya. Sepertinya bukan Gilang. Lalu driver bertanya lagi "Sudah ada driver?". "Sudah" kata saya. Lalu tak berapa lama muncul driver lainnya. Dia bertanya nama seseorang mungkin pemesannya yang terdengar bukan nama saya, saya bilang bukan karena ia tak menyebut nama saya. Kemana Gilang saya? Seharusnya dia sudah di sini. Dua driver tadi masih menunggu di sini. Seorang masih menunggu pemesannya dan yang satu lagi menghubungi pemesannya lalu pergi. Saya pikir yg pertama tadi itu Gilang. Rasa-rasanya ia salah ambil penumpang. Saya cek di aplikasi ternyata benar. Gilang saya sudah menjauh. Mengarah ke Teras Cikapundung. 😅 Entah siapa yang dibawanya itu. Saya yang memesannya masih berdiri di sini menunggunya dari tadi.

Saya lalu membuat pesanan baru di aplikasi. Dapat. Namanya Maman. Dia menanyakan posisi saya di mana. Saya katakan sudah di Ampera. Lalu dia infokan jika dirinya memakai motor biru dan helm merah. Lima menit kemudian seorang driver datang. Motor biru helm merah. "Maman?" tanya saya. "Iya!" katanya. Sementara itu, saya lihat di aplikasi si Gilang sudah hampir sampai. Karena saya tak bisa membatalkan pesanan si Gilang jadi saya masih bisa memantaunya. Saya ceritakan ke Maman ada driver salah ambil penumpang. Di jalan saya membayangkan keributan antara Gilang dan penumpangnya. "Loh koq ke sini, Pak?. "Lah bukannya tujuannya ke Teras, Mas?". "Bukan!". "Bapak namanya Xxx kan?". "Saya Gilang". "Yah, koq bapak ga bilang tadi?". "Lah, mas nya gimana tadi kan saya udah bilang" (main naik aja sih). Dan seterusnya... Ha ha ha

Sampai di kos. Saya lihat ada lima kali panggilan tak terjawab dari si Gilang. Saya tetap kasih dia bintang lima atas usahanya malam ini. Gilang...Gilang... Selamat tidur, Lang.

Bandung yang setia dingin , 00.06 Rabu 191016

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...