Sabtu, 28 Januari 2017

Jalan-Jalan Singkat di Kota Pisa dan Milan

Dari Roma saya melanjutkan perjalanan ke Pisa. Pisa berada di utara Roma. Saya berangkat dengan kereta malam, dinihari bahkan, agar bisa sampai di Pisa pas pagi hari. Rencananya hanya sebentar di sana kemudian lanjut lagi ke Milan. Masih menggunakan kereta Trenitalia, saya berangkat dari stasiun Ostiense kota Roma.

Selama perjalanan saya mencoba untuk tidur, tapi tak bisa. Kereta sampai sekitar pukul 4 pagi, hampir saja terlewat stasiun Pisa, kondisi gelap di luar dan tak terlihat nama stasiunnya, saya putuskan untuk turun, jikalau belum sampai saya bisa lanjut kereta berikutnya, tapi jika terlewat, mungkin akan langsung ke Milan saja, tapi untunglah itu benar Stasiun Pisa.

Suasana sunyi pagi itu, saat di dalam stasiun saya berharap menjumpai colokan listrik, saya perlu mengisi ulang hape dan kamera, tapi tak menemukannya, di kereta tadi juga tak ada tempat isi ulang, duh. Karena tak menemukan tempat isi ulang, saya langsung saja berjalan keluar menuju ke menara miring. Berjalan pelan agar sampai di sana pas matahari terbit. Jarak menara miring dari stasiun tidak terlalu jauh, itu berada di utaranya stasiun, sengaja saya memutar ke arah timur agar pulang bisa melihat daerah sebelah barat.

Saya melintasi jembatan Ponte Di Mezzo di atas sungai Arno yang membelah kota Pisa, suasana subuh dengan sinar lampu kuning di sisi sungai menjadikan pemandangan yang indah.  Saya terus berjalan ke utara dan akhirnya sampai di kawasan menara miring Pisa melalui jalan Cardinale Pietro. Ternyata kawasan itu dilengkapi pagar tinggi yang masih terkunci, saya lalu memutar ke jalan Contessa Matilde, tembok tinggi yang mengelilingi kawasan itu terlihat sudah usang. Saya tiba di pintu sisi barat yang ternyata sudah dibuka, kawasan itu sedang direnovasi termasuk tiga bangunan utama di dalamnya. Di kawasan itu berdiri Menara Pisa, Cattedrale Di Pisa, dan Battistero di San Giovanni. Saat itu Cattedrale Di Pisa sedang direnovasi begitu juga pusat informasi. Suasana masih sepi pagi itu, di sekitar menara tampak dua orang tentara bersiap-siap untuk berpatroli.

Sungai Arno 
Batistero di San Giovanni
Cattedrale di Pisa
Menara Pisa
Setelah puas berfoto-foto ria, saya meninggalkan kawasan itu dan berjalan kaki menuju stasiun sekaligus berkeliling di kota kecil itu. Sampai di pusat kota, saya mampir sebentar di toko pakaian untuk membeli oleh-oleh, mumpung lagi ada diskon. Selesai membeli oleh-oleh saya lalu menyusuri jalan Corso Italia dan membeli beberapa souvenir di sana. Sejak dari Roma saya perhatikan, jika di belahan Eropa utara banyak saya jumpai orang-orang dari Turki dan Afrika utara, sedangkan di Italia ini saya banyak melihat orang-orang dari Asia Selatan. Kereta ke Milan masih lama, masih ada waktu untuk bersantai di pusat Kota Pisa, sambil menunggu, saya putuskan untuk mampir ke pangkas rambut, kepala saya sudah terasa gatal, tarifnya sama dengan di Belanda sekitar 13 euro. Selesai potong rambut saya langsung ke stasiun kereta. Kereta ke Milan sudah siap, saatnya melanjutkan perjalanan.

Kereta ke Milan siang itu tidak terlalu ramai. Di kabin saya waktu itu hanya ada seorang lelaki muda. Jadi saya bisa bersantai. Kereta yang saya naiki itu kelas ekonomi, di dalam gerbong terbagi menjadi beberapa kabin, satu kabin terdiri dari enam tempat duduk. Saya pilih dekat jendela biar bisa memandang bebas ke luar jendela. Jika dari Milan ke Roma disuguhi pemandangan bukit dan perkebunan hijau. Jalur Pisa ke Milan disuguhi pemandangan lautan biru. Kereta tiba di Milan sore hari. Saya bergegas langsung ke hotel.

Dari Stasiun Milan Porta Garibaldi saya pindah kereta naik metro menuju Stasiun Istria. Dibanding Roma yang kusam. Stasiun di Milan lebih bersih. Di Roma, stasiun, kereta, dan sudut kota dipenuhi coretan-coretan cat semprot, saya menduga itu pasi ulah pendukung Roma dan Lazio. Melihat kota Roma waktu itu, saya teringat Jakarta, mirip, coretan di mana-mana, kualitas jalan asal-asalan, trotoar yang buruk, persis. Dari Stasiun Istria saya berjalan kaki ke hotel Music B&B di jalan Alfredo Comandini. Setelah mandi dan menaruh beberapa barang saya bergegas ke pusat kota Milan, ada yang harus saya beli.

Dari Stasiun Istria saya naik metro ke Stasiun San Babila, dari situ saya bergegas ke jalan Corso Europa, membeli souvenir di Juventus Store, lalu ke Inter Store. Mencari Juventus Store gampang, nah mencari toko Inter yang susah karena mereka pindah ke toko baru. Saya harus mampir ke Milan Store untuk menanyakan di mana Inter Store. saya harus bergegas karena sebentar lagi toko akan tutup. Akhirnya saya menemukan toko Inter Store dan mendapatkan souvenir yang saya cari. Tempat berikutnya yang saya tuju adalah San Siro. Meski Seri-A telah berakhir, saya tetap ingin ke datang ke San Siro yang menjadi kandang tim Inter dan Milan, ini adalah salah satu impian saya. Hanya berkeliling di situ karena tur ke dalam stasiun sudah tutup beberapa jam lalu. Setelah menikmati makan malam di tengah kota, saya kembali ke hotel dan istirahat.

Inter Store
stadion San Siro
Jadwal penerbangan kembali ke Belanda pukul 1 siang, pagi-pagi sekali saya bergegas ke pusat kota Milan, hanya itu kesempatan saya untuk melihat kota ini. Tempat yang ingin saya tuju pagi itu adalah Duomo. (bersambung)

Akan dilanjutkan nanti ya....


Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...