Minggu, 26 Desember 2021

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang. 

Dulu saya sering menghitung jumlah gigi saya. Hanya 28 dari yang normalnya 32 buah. Baru-baru ini, saya raba dengan jari. Ternyata ada gigi geraham paling belakang yang keluar sedikit dan mengarah ke samping. Melukai dinding mulut saya. Dua tahun lalu gigi bungsu kiri atas itu saya sadari mulai keluar sedikit demi sedikit. Membelah gusi. Terasa sakit selama seminggu. Saya pikir infeksi biasa karena sakit itu tidak lama hilang. Berselang tiga bulan, sakit itu kambuh lagi. Bahkan saya kesulitan membuka mulut. Makan pun susah. Seminggu kemudian sakit itu hilang lagi. Ketika sakit itu muncul, saya redakan dengan hanya berkumur air garam.

Sebulan kemudian sakitnya kambuh lagi. Akhirnya saya pergi ke dokter gigi. Dokter mengatakan saya harus ke spesialis bedah mulut. Dari situ baru saya mulai mencari informasi di internet tentang gigi bungsu. Sakit yang saya rasakan itu karena gigi bungsu saya tumbuh mengarah keluar. Tidak lurus seperti geraham lainnya. Impacted istilah medisnya. Saya pikir itu karena rahang saya yang sempit, jadilah ia mencari jalan lapang, mengarah ke samping.

Saya akhirnya pergi ke spesialis bedah mulut. Dokter bedah mulut menyuruh saya untuk rontgen. Dari rontgen itulah saya tahu jumlah gigi saya 32 buah. Tiga dari empat gigi bungsu masih tertutup gusi. Dua gigi bungsu bawah mahkotanya mengarah ke depan. Mendorong barisan gigi bawah saya. Dua gigi bungsu atas mengarah ke serong ke samping. Yang sebelah kiri itulah yang sudah keluar dan sakit. Sebelah kanan masih tertutup gusi. Dokter menyarankan untuk operasi. Yang jadwalnya dua tahun lagi karena antrian pasien BPJS yang panjang.  

Mendengar kata operasi saya jadi takut. Cerita teman saya yang mencabut gigi bungsunya malah menambah rasa takut saya. Gigi itu harus dibelah lalu dicabut. Gusinya dijahit. Sesuatu yang mengerikan. Biarlah saya memilih menahan sakit seminggu saat ia kambuh daripada harus dioperasi seperti itu. Namun, ketika sakit gigi itu kembali dan menyiksa saya, saya putuskan untuk operasi. Saya pergi ke rumah sakit lain dan berharap antrian operasinya sedikit. Beruntung jadwal operasi di rumah sakit itu kosong. Hanya perlu menunggu kamar kata dokternya. Dan juga karena saya sudah punya rontgen gigi jadi lebih cepat.

Hari operasi pun tiba. Dari malam hari saya sudah disuruh puasa. Penjelasan dokter dan beberapa artikel saya baca, untuk operasi mulut biasanya hanya bius lokal. Esok paginya untuk pertama kali dalam hidup saya masuk ke ruang operasi. Seluruh pakaian dilepas, hanya pakai celana dalam dan pakaian operasi. Saya pasien pertama pagi itu. Di atas meja operasi saya melihat perawat menyiapkan berbagai pernak pernik peralatan operasi. Sesuatu yang tidak saya bayangkan sebelumnya. Saya pikir operasi dilakukan di poli gigi dengan peralatan lengkap untuk mencabut gigi, tapi ini di ruang operasi. Saya tidak melihat pernak pernik peralatan dokter gigi di ruang itu. Entah alat apa yang akan digunakan dokter nanti. Mungkin dia bawa sendiri di dalam tasnya.

Setelah dokter tiba, sekitar 15 menit  mulut saya disiapkan, diraba giginya, dipasang tang penahan mulut, diolesi semacam betadine. Lalu saya dibius lokal sekitar dua atau tiga kali, di dekat gusi gigi yang akan dicabut. Setelah itu, dengan tang besi dokter menggoyang-goyang gigi itu dengan kuat. Sekitar empat atau lima kali percobaan gigi saya akhirnya lepas. Tercabut dari akarnya. Hanya begitu saja. Tidak dipotong-potong dulu seperti yang saya bayangkan. Mungkin karena gigi bungsu itu sudah keluar. Jadi lebih mudah dicabut.

Setelah itu lubang gigi diberi kain kasa dan saya harus menggigitnya untuk menghentikan pendarahan paling tidak 1 jam. Saya juga disarankan untuk makan yang lembut dan dingin seperti es krim. Menghindari makanan yang keras dan pedas. Dokter hanya memberi antibiotik dan parasetamol, serta pencuci mulut dan saya harus kembali untuk kontrol minggu depan. Akhirnya masalah gigi bungsu itu selesai. Sewaktu selesai operasi, dokter mengatakan gigi bungsu saya yang lain juga perlu dicabut. "Emmmm..ntar dulu, Dok." jawab saya.

Jadi, bagi para pembaca yang memiliki masalah dengan gigi bungsu dan sering mengalami sakit berulang, segeralah cabut gigi itu. Jangan mencontoh saya, menunggu dua tahun lamanya. Satu lagi, suntik bius di gusi itu tidaklah sakit. Seperti tertusuk tulang ikan ketika makan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...