Senin, 30 Mei 2016

Perkembangan Infrastruktur di Belanda


Selama kuliah di belanda saya diberi kesempatan menyaksikan secara langsung proyek infrastruktur di Negara ini, mengunjunginya meskipun beberapa proyek itu masih di atas kertas. Dulu saya masih sedikit bingung bagaimana sih sebenarnya Belanda itu, negara yang katanya berada di bawah permukaan air laut, Alhamdulillah sekarang saya tahu, benar mereka hidup dibawah permukaan air laut, meski tak semuanya, namun hampir 80 persen daratan di Belanda adalah buatan manusia, mereka merubah genangan air laut menjadi daratan yang bisa dibangun, bagaimana caranya?, mereka mengisolasi daratan, baik dari air laut, maupun aliran sungai. Masih bingung? Jadi, Mereka membangun tanggul yang tinggi di sepanjang garis pantai mereka. Mereka juga membangun tanggul yang tinggi sepanjang sungai mereka. Tanggul-tanggul itu kebanyakan dari tanah hanya sedikit yang dari beton. Mereka sudah membangun mega proyek Afsluidijk pada tahun 1932, tanggul raksasa sepanjang 32 km menghubungkan provinsi North Holland dan provinsi Fryslan, tanggul itu membelah lautan dan menjadikan perairan sisi daratan menjadi penampung air tawar terbesar di Eropa yang disebut Ijsselmeer. Di atas tanggul itu dibuat jalan raya. Lalu tanggul-tanggul lainnya menyusul dibangun berikutnya, melindungi Belanda dari banjir dan gelombang laut. Kemudian mereka menimbun genangan air tadi dan mulai membangun kota-kota. Setiap mulut sungai dilengkapi dengan lock atau pintu air, yang memungkinkan mengontrol air dan namun tetap bisa dilalui kapal-kapal. Lock-lock itu berfungsi sebagai kolam perpindahan kapal dengan menjaga level permukaan laut yang berbeda dengan tinggi level air di sungai.

Pembangunan system air di belanda dan infrastruktur lainnya direncanakan dengan tujuan jangka panjang, hingga 100 tahun, dengan asumsi perubahan dinamika di masa depan seperti terus naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim yang juga berdampak pada ketidakpastian curah hujan, pengaruh yang ditimbulkan, sehingga dengan perencanaan seperti itu setiap proyek dapat beradaptasi bahkan dengan kondisi ekstrim sekalipun. Pemerintah Belanda mempunyai prinsip 'dry feet' berusaha agar kaki rakyat tetap kering, tanggung jawab keselamatan warga atas masalah air dipegang sepenuhnya oleh pemerintah, rakyat Belanda dijamin tidur dengan tenang di malam hari tanpa khawatir kebanjiran meskipun di waktu hujan. Jadi intinya, di negara ini masalah manajemen air itu nomor 1. Beberapa dekade ini pendekatan manajemen air di Belanda telah berubah dari yang murni pendekatan engineering menjadi lebih resilien, lebih beradaptasi dan memperhatikan seluruh aspek.

Baiklah, proyek pertama yang saya kunjungi adalah proyek manajemen banjir di sungai Vechdal. Sungai ini berada di propinsi Zwoele sepanjang 165 kilometer. Proyek ini murni inisiatif pemerintah provinsi. Permasalahan banjir yang terjadi tahun 1950an dan 1990an telah mengubah pendekatan manajemen banjir di negara ini, dari yang mengandalkan rekayasa teknik seperti pembangunan tanggul, bendungan, dan dam ke manajemen yang lebih adaptif dan antisipatif. Alih-alih meninggikan tanggul, mereka lebih memilih melebarkan sungai (room for the river), tanggul utama tetap ada, mereka membangun tanggul kedua. Karena banjir hanya terjadi pada musim tertentu misalnya ketika es mulai mencair, dengan room for the river, ruang di sisi sungai tetap bisa digunakan jika tidak banjir seperti untuk pertanian atau menggembala ternak. Nah ketika banjir datang, sungai memiliki kapasitas yang lebih besar, mereka juga memodifikasi sungai dengan membuat bypass agar aliran air lebih mudah bergerak. 
Kondisi sungai Vecht saat normal
Pintu air untuk mengontrol ketinggian air sungai
Jembatan yang menghubungkan tanggul utama dan tanggul kedua
Selain itu mereka juga memanfaatkan sisi sungai untuk ruang publik dengan desain yang bisa beradaptasi ketika banjir datang. Mereka juga membangun dermaga agar penduduk bisa menambatkan perahu di pinggir waterfront. Sungai yang dulunya dianggap bagian belakang rumah sekarang diubah konsepnya menjadi ruang berinteraksi dan tempat wisata.
 
Waterfront yang menyediakan dermaga

Setiap pintu air dibangun lock agar perahu penduduk bisa tetap lewat. Sungai di Belanda selain untuk industri dan pertanian juga digunakan untuk transportasi, ukuran lock tersebut ada yang kecil sekitar 2 meter namun ada juga yang besar selebar 4 meter.
Lock untuk perahu
Room for the river atau memberi ruang lebih banyak untuk air adalah konsep yang sedang berkembang di Belanda. Kawasan-kawasan tertentu dijadikan penampung sesaat ketika banjir datang.

Pintu air
Kondisi sungai saat normal
Room for the river, ketika banjir datang seluruh kawasan akan tergenang air

Proyek kedua yang saya kunjungi adalah Lock Ijmond di Haarlem. Pintu air atau lock Ijmond merupakan proyek kerjasama antara Rijkwaterstaat, Pemerintah Provinsi North Holand dan Pemkot Amsterdam. Pintu ini dibangun untuk menggantikan pintu air lama yang sudah tua. Usia pintu air lama mendekati 100 tahun, sebelum tahun 2029 pintu air itu harus diganti, karena faktor keselamatan. Meskipun masih bisa digunakan hingga tahun 2029, pemerintah memutuskan untuk mengerjakan pintu air baru lebih awal untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi di kawasan Amsterdam. Ya, pintu air Ijmond merupakan pintu masuk kapal yang akan ke Amsterdam. Pintu air yang lama memiliki panjang 400 m, lebar 50 m dan kedalaman 15 meter, sementara pintu baru akan dibangun sedikit lebih besar untuk mengakomodir kapal-kapal yang berukuran besar di masa mendatang, panjang pintu baru mencapai 500 meter, lebar 70 meter dan kedalaman hingga 18 meter.

Kapal yang menuju ke Amsterdam
Lock Ijmond saat ini
Pintu ini menjadi sangat penting karena selain jalur utama kapal ke Amsterdam juga menjadi penahan air laut. Saat saya ke sana, proses pengerjaan belum terlihat. Hanya terlihat beberapa pekerja melakukan survei tanah dan konstruksi serta pemeriksaan sisa ranjau. Di kawasan itu memang terdapat sisa-sisa ranjau zaman perang dunia yang masih tertinggal dan harus dibersihkan. Pintu air yang baru itu hanya akan dibangun di sebelah pintu lama, jaraknya kurang lebih hanya 20 meter.

Di sini pintu baru tersebut akan dibangun, menara kontrol di ujung sana akan dirobohkan
Menara kontrol pintu yang sudah dikosongkan dan siap di hancurkan
Tanah dari penggalian pintu yang baru nantinya akan diteliti, bila kondisinya baik maka akan digunakan untuk pertanian.

Pekerja sedang memeriksa ranjau di bawah air
Pekerja sedang mengambil sampel tanah
Di kawasan ini terdapat tiga pintu air mulai yang terbesar hingga terkecil. Tentu saja ukuran pintu itu untuk menyesuaikan ukuran kapal.



Nah, proyek ketiga yang saya kunjungi adalah DNA atau De Nieuw Afsluitdijk. Afsluitdijk merupakan tanggul besar yang berfungsi melindungi Belanda dari air laut Utara. Atas alasan keselamatan, terus naiknya tinggi permukaan air laut dan kondisi tanggul, maka pemerintah memutuskan untuk memperkuat tanggul. Mengingat potensi tanggul yang tidak hanya sebatas penahan gelombang laut, pemerintah daerah tertarik untuk ikut bergabung dan berencana mengembangkan energi terbarukan di tanggul raksasa ini. Ada dua proyek energi terbarukan yang akan di kembangkan disini. Pertama adalah blue energy, yang kedua adalah tidal energy. Blue energi merupakan proyek percobaan pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi dari air laut dan air tawar. Air laut dan air tawar dialirkan ke dalam pembangkit melewati membran. Dari situ listrik akan dihasilkan. Saat berkunjung ke sana kami tidak diberi kesempatan untuk melihat ke dalam pembangkit, proyek ini melibatkan Fujifilm. Sementara Tidal energi merupakan pembangkit listrik menggunakan turbin memanfaatkan tenaga air tawar yang dibuang ke laut. Ketika laut surut maka air tawar di Ijsselmeer akan dialirkan ke laut. Nah aliran air tersebut akan digunakan untuk memutar turbin yang nantinya akan menghasilkan listrik. Proyek ini masih dalam pengembangan, beberapa perusahaan diperbolehkan untuk menguji turbin mereka di sini.
Pembangkit Blue Energi dan pipa untuk air laut
Pipa menghisap air laut dari dan saluran pembuangan yang dialirkan ke kolam pembuangan

Selain pengembangan energi terbarukan, proyek DNA juga mencakup renovasi pintu air, kawasan menara dan pesisir tanggul. Pintu air akan dibuat lebih besar untuk mengakomodir pabrik kapal yang ada di Provinsi Fryslan. Sementara Renovasi kawasan menara pengawas dan pesisir tanggul adalah untuk kepentingan pariwisata. Selain itu, dalam proyek DNA mereka juga akan membangun fish migration. Fish migration merupakan sistem yang dibuat untuk mencegah ikan yang ada di dalam danau Ijsselmeer tidak lolos keluar ke Laut Utara. Sistem tersebut dibuat di sebelah saluran pembuangan. Mereka akan membangun saluran air balik yang memungkinkan ikan masuk kembali ke danau Ijsselmeer. Hal ini dilakukan karena jumlah ikan di danau terus berkurang, banyak ikan yang keluar ke Laut Utara ketika saluran pembuangan air dibuka.

Lock di Afsluitdijk
Kawasan menara akan direnovasi untuk dijadikan kawasan tujuan wisata dan museum
Proyek terakhir yang saya tinjau adalah Zuidasdok (nanti dilanjutkan lagi)






1 komentar:

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...