Jumat, 03 Juni 2016

Singgah di Roermond Lalu Menjejak Titik Tiga Negara Sebelum Menikmati Sore di Ujung Belanda


Mengikuti saran Om Bert, akhirnya saya bersama 3 orang teman pergi juga ke Vaals. Om Bert itu adalah suami Bunda Nana. Bunda Nana itu dari Bengkulu, dia itu teman mertua saya. Sewaktu muda dia memilih merantau ke Belanda dan menikah dengan orang Belanda. Dia tinggal di Drachten, 40 menit dari Groningen. Saya sudah dua kali main ke rumahnya. Dari Om Bert lah saya tahu tentang Vaals. Dia juga dulu yang menyarankan untuk pergi ke desa kincir angin Kinderdijk.

Terminal bus Roermond
Bus no. 77 ke Venlo 
Designer Outlet Roermond

Toko-toko merek terkenal ada disini
Anak-anak bermain air mancur
Kami berangkat dari Groningen pagi-pagi sekali karena Vaals itu jauh di Selatan Belanda. Butuh 5 jam kesana. Sebelum ke Vaals kami mau mampir dulu ke Roermond. Dari Groningen kami harus berganti kereta di Utrecht. Kami bertemu dengan rekan PPI Groningen, mereka mau ke Maastricth, ada perlombaan bulutangkis disana. Dari Utrecht kami naik kereta yang ke Roermond. Roermond sebuah kota kecil antara Eindhoven dan Maastricht, disini ada tempat belanja terkenal, namanya Designer Outlet Roermond. Hampir sama seperti Fashion Outlet Batavia Stad, tapi disini sedikit agak besar dan ramai, terutama oleh wisatawan dari Jerman. Dari stasiun Roermond kami naik bus no 77 tujuan Venlo dan turun di halte Wilhelminasingel, dekat saja, hanya 7 menit dengan bus. Kami hanya berkeliling sebentar melihat-lihat tanpa membeli sesuatu kecuali seporsi kentang goreng yang saya habiskan sendiri sambil memperhatikan anak kecil bermain air di bawah sinar matahari yang cerah namun udaranya yang dingin.

Menunggu bus di halte Vaals
Mini bus nomor 149 yang ke Drielandpunt
Kami kembali ke stasiun Roermond lalu naik kereta ke Heerlen. Dari Heerlen kami naik bus no. 43 ke stasiun bus Vaals. Selama perjalanan kami merasakan bus memasuki dataran tinggi, tampak bukit-bukit hijau yang jarang sekali kami temui di daerah Utara Belanda. Walau berbukit, jalur sepeda menjadi prasarana yang wajib di tiap kota, meski tak banyak orang yang menggunakan sepeda kami lihat. Sampai di Vaals kami mesti menunggu 20 menit sesuai jadwal bus yang ke Drielandpunt. 2 menit mendekati jadwal keberangkatan tapi bus no. 149 yang kami tunggu tak kunjung datang. Mendekati jadwal keberangkatan bus, seorang lelaki tua keluar dari Minibus yang terparkir sejak tadi di depan kami. Lelaki itu lalu bertanya apakah kami mau ke Drielandpunt? serentak kami jawab Ja!. Ternyata bus yang ke Drielandpunt tidak seperti yang kami bayangkan, itu hanya van kecil berwarna putih dengan bangku penumpang 7 orang. Masih sedikit besar Minibus di Otterlo waktu kami ke Hoge de Veluwe. Di dalam mobil itu sudah ada seorang wanita dan anaknya, sepertinya mereka juga mau naik ke atas.

Pintu masuk Drielandpunt
Kawasan wisata Drielandpunt
Menara pandang Koning Boudewijntoren
Monumen titik perbatasan tiga negara
Drielandpunt merupakan titik pertemuan tiga negara yaitu Belanda, Jerman dan Belgia. Titik perbatasan itu terletak di atas bukit dengan ketinggian kurang lebih 300 meter di atas permukaan laut. Mungkin ini gunung tertinggi di Belanda. Terdapat menara pandang untuk melihat pemandangan dari ketinggian. Pengunjung yang ingin masuk cukup membeli tiket 3,5 euro. Peluang bisnis di kawasan ini sepertinya hanya dimanfaatkan Belanda dan Belgia. Belanda membangun restoran, toko souvenir dan labyrint untuk anak-anak. Sementara Belgia membangun menara pandang dan restoran. Hanya Jerman yang tidak membangun apa-apa, mungkin mereka sudah betul-betul kaya. Selama disana banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah bahkan negara. Lalu lalang mobil melintas antara Belanda dan Jerman tampak ramai siang itu. Kami makan siang sejenak sebelum memutuskan kembali ke stasiun bus Vaals. Kami kembali dengan mobil yang sama, serta penumpang dan sopir yang sama. Dari Vaals kami langsung naik bus no 50 ke Maastricht. Bus penuh dan riuh siang itu oleh rombongan pelajar yang juga mau ke stasiun Maastricht.

Terminal bus Maastricht
Stasiun Maastricht
Sungai Maas
Toko buku Dominikan
Basiliek van Sint Servaas
Sore di depan Basiliek van Sint Servaas dan Sint Janskerk
Sore di lapangan Vrijthof
Tidak banyak tempat yang menarik kami lihat di Maastricht dari internet. Tujuan pertama kami adalah pergi melihat-lihat Centrum atau pusat kota. Dari stasiun kami berjalan ke Barat menyeberangi sungai Maas. Minggu sore menjelang tutup toko-toko di tengah kota itu, orang-orang masih ramai yang berlalu lalang. Setelah berbelanja souvenir dan beberapa barang kami menuju ke Boekhandel Dominicanen itu adalah toko buku yang unik di sebuah gereja Dominika tua berusia 700 tahun. Tapi sayang, kami tiba disana sudah jam 17.00, toko buku itu sudah tutup. Kami lalu menuju lapangan Vrijthof. Di sepanjang jalan Vrijthof itu ramai orang bersantai di restoran menikmati cerahnya matahari sore. Kami lalu hanya berfoto sebentar di depan Basiliek van Sint Servaas.

Stadhuis van Maastricht
Stanbeeld van Minckeleers
Kapal-kapal di pinggir sungai Maas
Dari situ kami berjalan ke Markt. Disana ada Stadhuis van Maastricht atau balai kota dengan arsitektur tahun 1800an yang dibangun sekitar tahun 1659. Di pinggir lapangan berdiri patung Minckeleers. Jean Pierre Minckeleers adalah seorang ilmuwan Belanda penemu gas batubara yang lahir pada tahun 1748.

Hari sudah semakin sore, perjalanan ke Groningen cukup lama, kami sudah kelelahan dan takut kemalaman, waktunya pulang.


1 komentar:

  1. Ontdek onze Koekenpannen! - Kookstore.nl - De grootste collectie keukenapparatuur, kookartikelen en keukenaccessoires online! - Koekenpannen kopen Als we het over bekende pannen hebben, spreken we al snel over een koekenpan. Deze variant van een pan is ongelooflijk populair en is in ontzettend veel varianten verkrijgbaar. Met een koekenpan ben je in staat om diverse gerechten te bereiden. Dat varieert van het bakken van pannenkoeken…
    Koekenpannen

    BalasHapus

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...