Minggu, 12 Juni 2016

Ramadhan Di Groningen: 19 Jam Puasa & Tarawih di Masjid Turki

Alhamdulillah Kami masih diberikan kesempatan bertemu lagi dengan Ramadhan 1437 H atau tahun 2016. Yang membuat Ramadhan kali ini spesial adalah kami sedang di Groningen, Belanda. Di salah satu kota kecil Eropa dengan populasi muslim minoritas. Populasi muslim disini didominasi orang Turki dan Maroko, serta sedikit pelajar Indonesia.

Hari pertama Ramadhan jatuh tanggal 6 Juni, untungnya kegiatan kuliah sudah selesai, hanya perlu menyelesaikan beberapa tugas saja, jadi aktivitas keluar rumah berkurang. Tapi bukan berarti bisa santai santai. Tetap belajar di rumah. Buka puasa pertama Bunda Nana datang membawa banyak makanan. Bunda membawa buah-buahan, kurma, rendang, ayam dan nasi kuning. Bunda datang dengan segala perlengkapannya, memang Bunda punya usaha catering, AMI Catering namanya. Mendapat berkah banyak suplai makanan saya mengucap syukur, Alhamdulillah karena saya bisa libur masak sejenak ha ha ha. Sebelumnya kami sahur jam 02.30 lt. dan buka puasa jam 22.00 lt. Huft..lumayan juga 19 jam menahan haus dan lapar. Ditambah pula di sini lagi musim semi. Matahari lebih banyak cerahnya. Suhu udara antara 16 derajat di malam hari dan 28 derajat di siang hari.

Buka puasa bersama di masjid Turki
Ramadhan di Groningen tak jauh beda dengan hari biasanya. Aktivitas kota seperti biasa, tidak ada yang aneh, kecuali kami yang lebih bayak di dalam kamar daripada di dapur. Di suatu akhir pekan saya mencoba untuk berbuka puasa dan tarawih di masjid yang ada di Groningen. Pertama saya buka bersama di Masjid Turki di Korreweg. Saya tiba 15 menit sebelum buka puasa. Masjid sore itu tak begitu ramai. Tak lebih dari 15 orang dan sekumpulan remaja Turki yang menggelar buka puasa bersama di ruang makan. Saat saya tiba, sang Imam masjid yang juga biasa menjadi imam shalat Jumat sedang sibuk menyiapkan makanan untuk para jamaah. Menjelang berbuka, kami duduk di sebuah meja panjang yang penuh dengan makanan di ruang depan mesjid, ditemani tayangan langsung sepakbola. Pukul 2206 lt kami berbuka. Di hadapan saya tersedia segelas susu, nasi dan roti, kurma, buah-buahan, bakwan (entah dari mana) dan sepiring makanan yang saya tidak tahu namanya, ukurannya sebesar jari telunjuk, berbungkus daun berwarna hijau tua yang menandakan itu telah dimasak dengan bumbu tertentu. Saya suka makanan itu yang membuat saya mengambil berkali-kali dan melahapnya bersama nasi khas Turki.

Jamaah Tarawih di masjid Turki, Groningen
Selesai berbuka, jamaah langsung menunaikan shalat Magrib. Selesai shalat saya langsung duduk di ruang mesjid menyaksikan laga piala Eropa 2016 antara Inggris dan Rusia. Saya lalu mencari Imam dan bertanya apakah di asjid ini melaksanakan shalat tarawih. Imam mengatakan "iya! nanti jam 23 20 lt, sekitar satu jam." Ia menerangkan dengan bahasa inggris yang susah, sambil menunjuk ke arah waktu shalat yang ada di dinding. Pukul 2300 lt satu persatu jamaah mulai berdatangan, tiga orang mahasiswa Indonesia juga datang saya lihat. Sampai adzan isya jumlah jamaah yang hadir malam itu sekitar 80 orang. Di ruang shalat wanita terdengar ramai jamaah shalat wanita juga ikut shalat di masjid. Selesai shalat Isya langsung dilanjutkan dengan shalat tarawih. Shalat tarawih di masjid ini berlangsung 23 rakaat dengan jeda 4 rakaat. Imam membaca surat-surat pendek waktu itu, jadi terasa cepat. Sekitar pukul 0015 lt shalat tarawih ditutup witir selesai.

(akan disambung setelah saya mendapat mood menulis...)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...