Kamis, 03 Oktober 2019

Batu Belliton



Dulu saya pernah ke sini. Ke pulau sebelahnya juga. Waktu masih jadi pelaut. Kapal saya memuat minyak kelapa sawit. Tanjung Pandan ibukota kabupatennya. Pulau ini semakin terkenal setelah Andrea Hirata dan Ahok. Film Laskar Pelangi menambah nilai bahwa pulau ini wajib dikunjungi.

Dulu timah pernah menjadi primadona yang dicari di pulau ini. Lubang-lubang galian tambang mencari logam itu terlihat dari udara. Sebagian sudah ditinggalkan. Lainnya masih terus dikeruk. Tapi kini cerita itu mulai berubah. Banyak yang sadar. Tambang itu hanya memperkaya segelintir orang dan membawa bencana bagi yang lain. Juga sawit. Keseimbangan lingkungan terganggu. Banjir besar pernah dialami. Pemerintah daerah akhirnya sadar. Memelihara lingkungan akan membawa kemaslahatan orang banyak. Jadilah daerah ini diarahkan menjadi tujuan wisata yang harus dikembangkan.

Saat anda tiba, tak perlu pusing mencari penginapan. Mulai dari yang sederhana hingga sekelas resort pun ada. Itulah dampak yang terjadi. Sejak Belitung gencar mempromosikan wisatanya. Sentra produksi oleh-oleh bertebaran di penjuru pulau. Warung-warung kopi Kong Djie menjadi primadona. Belum lagi hidangan lautnya, melimpah.

Pulau ini memiliki karakter. Di pesisir utara. tertancap ribuan mungkin lebih, bebatuan granit. Yang menjadi ciri khasnya. Mungkin ada di daerah lain. Seperti di Natuna. Tapi di Belitung ini, batunya besar-besar. Sebesar rumah, gedung, bahkan pulau (kata warga lokal).

Saat saya ke sana, ratusan wisatawan bersiap menyeberang ke Pulau Lengkuas. Ingin melihat mercusuar di sana. Dari Tanjung Kelayang, 200an kapal kayu tradisional siap mengantar anda. Pemerintah daerah mulai membenahi angkutan rakyat itu. Memperhatikan sarana pendukungnya. Keselamatannya. Wilayah Tanjung Kelayang terus diperbaiki. Semua demi pariwisata.

Bergeser agak ke timur. Melewati lahan luas milik anak mantan penguasa negeri. Ada kawasan Tanjung Tinggi yang dulu dijadikan lokasi syuting film Laskar Pelangi. Kawasan pantai berhias batu-batu granit berukuran besar. Begitu indah dan tenang. Sayang saya tak mencoba mandi di pantainya. Setelah puas, anda bisa beristirahat di warung tenda menikmati kelapa muda.

Masih banyak yang perlu didatangi. Namun waktu saya terbatas. Jadi hanya mampir ke Tanjung Pendam. Membeli oleh-oleh di Klapa, memesan ketam isi Adena, lalu salat di Masjid Al Ihram peninggalan zaman jayanya PT Timah. Masjid itu terletak di seberang Rumah Tuan Kuase yang dulu digunakan orang Belanda ketika menduduki Belitung.

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...