Selasa, 06 Agustus 2019

Nah Angkutan Umum Kita Sudah Seperti di Negara Maju

Saya bergegas menuju stasiun seakan itu adalah kereta terakhir, tapi bukan karena itu, seperti pulang kantor Jumat kemarin, saya sekali lagi ingin membuktikan tepatnya jadwal kereta seperti di aplikasi smartphone saya. Saya memilih naik ojek dari rumah tadi dan saya minta agak ngebut, 'saya buru-buru' alasan saya, jalanan masih sepi pagi itu. Sampai di stasiun ternyata benar, papan informasi menunjukkan waktu yang pas ketika KRL itu masuk di jalur 2. Kartu multritrip saya tap-kan dan gate langsung terbuka, untunglah pikir saya setelah sistem gate diganti dari tripod ke pintu lipat, lebih gampang untuk melewatinya bersama koper saya, takkan lagi tersangkut koper saya di tripod itu. 

Mata saya lalu tertuju ke layar elektronik penunjuk jadwal kereta, layar di Stasiun Cilebut itu sudah 5 bulan terpasang, layar itu mengingatkan saya dengan layar informasi ketika menaiki Underground di London, S-Bahn di Hamburg dan Metro di Paris dan Brussel, semua ada waktu kedatangan dan tujuan kereta. Baguslah!. KRL ke Jakarta berhenti hanya sebentar dan saya segera naik.

Saya naik KRL di pagi sabtu yang sepi menuju Manggarai. Hanya beberapa penumpang naik dan turun selama perjalanan, sementara saya sibuk mengisi ulang kartu multitrip saya lewat smartphone agar saldonya cukup dan dapat digunakan untuk kereta ke Bandung. 
Liburan ke Bandung kali ini telah lama saya rencanakan. Seperti tahun-tahun sebelumnya saya akan mengunjungi Ciater dan berendam di kolam air panas, sungguh menyenangkan.

Kereta tiba di stasiun Manggarai pukul 7 dan saya langsung menuju peron 12 disitulah KRL tujuan Halim sementara di sisi sebelahnya di peron 13 itu ada kereta ke Bandara Soetta. Stasiun ini sudah berubah drastis dan menjadi stasiun transit kereta terbesar di Jakarta. Tampak beberapa penumpang tergesa-gesa berlari kecil dengan kopernya menuruni tangga eskalator. Kondisi sekarang sudah jauh berbeda apalagi sejak Gambir tidak lagi dijadikan pemberhentian untuk kereta jarak jauh, semua kereta ke Jawa Tengah atau Timur berhenti disini. 

Di papan informasi peron 12 saya lihat kereta yang ke Halim akan datang 10 menit lagi, pagi itu cukup banyak penumpang yang sama seperti saya membawa koper. Entah mereka juga mau ke Bandung atau akan naik pesawat dari Halim. Pukul 07.18 KRL berangkat menuju Halim semua bangku terisi penuh dan saya memilih berdiri karena perjalanan ke Halim hanya sebentar. Sesampainya di Stasiun Halim saya harus berpindah ke peron atas disitulah tempat naik penumpang kereta cepat Jakarta - Bandung. Dari Peron 2 saya harus keluar melewati gate lalu naik ke peron atas. Di peron atas juga terdapat gate untuk pengguna kartu multitrip jadi tanpa memerlukan tiket kertas, sebenarnya tiket kertas sedikit lebih murah dibanding tiket elektronik namun elektronik menawarkan kemudahan akses yang dapat digunakan untuk semua kereta apakah KRL, kereta jarak jauh atau kereta cepat. 

Tidak ada nomor tempat duduk di kereta cepat ini jadi siapa cepat dia dapat. Namun jangan khawatir klo masih pagi begini penumpang tidak terlalu banyak, lagi pula di jam sibuk kereta berangkat tiap setengah jam ke Bandung. Saya memilih duduk di gerbong tengah lokasi favorit saya. Baterai smartphone saya hampir sekarat saatnya di-charge agar siap digunakan di Bandung nanti. Kereta cepat ini sangat bagus meskipun buatan China, terdapat wi-fi dan colokan listrik di setiap bangku penumpang.

Kereta berhenti di 2 stasiun sebelum tujuan akhir di Tegalluar Bandung, pertama berhenti di Karawang dan kedua berhenti di Walini. Perjalanan ke Bandung dengan kereta cepat ini tidak sampai 50 menit. Dari Stasiun Tegalluar saya harus melanjutkan perjalanan ke Lembang, pertama saya naik LRT menuju Setiabudi lalu saya ingin mencoba kereta gantung yang berhenti di pasar Lembang. Dari situ saya ingin mampir sebentar di Tangkuban Perahu sebelum ke Ciater. 

Stasiun LRT di bandung di buat sederhana seperti halte tram di negara-negara Eropa lengkap dengan peta dan jadwal LRT. Tiketnya cukup murah hanya 10rb tapi saya cukup menggunakan E-Money lebih simpel, tinggal tap saja di mesin yg ada di dalam kereta.

Di Bandung naik LRT dan bus, lalu ke Lembang naik kereta gantung dan di Lembang juga ada bus.

Tunggu dulu. Semua cerita di atas hanya hayalan saya di tahun 2017. Tak perlu terlalu serius. Mudah-mudah angkutan umum kita bisa seperti itu.

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...