Saya memutuskan untuk naik bus
dan sangat ingin melihat pemandangan yang indah sepanjang perjalanan. Saya duduk di
belakang sopir, di dekat jendela, agar mata ini bisa leluasa memandang ke
depan. Cuaca pagi ini cukup cerah meski suasana masih gelap, saya berangkat
subuh waktu itu.
Sebentar lagi bus memasuki
perbatasan Lampung-Bengkulu saya mengetahuinya dari papan petunjuk yang saya
lihat, saya tahu bus melewati jalan baru menuju Bengkulu. Jalan
dipisahkan menjadi dua jalur utama dan satu jalur utama digunakan hanya untuk
satu arah saja. Mata saya yang sudah mulai mengantuk langsung tertarik untuk
melihat apa yang terjadi di sini. Setiap jalur jalan itu memiliki lebar sekitar
9 meter yang terbagi menjadi 2 lajur kendaraan dan 1 lajur darurat. Saya pikir
kami sedang masuk ke jalan tol baru, tapi sudah beberapa kilo meter saya tidak
melihat ada loket pembayaran, Hmmmmm. Jalan tersebut sebagian besar terbuat
dari beton sedang sebagian yang lain dari aspal hotmix. Di sisi jalan juga
dibuatkan saluran air tertutup hanya beberapa lubang dengan besi di atasnya
sebagai jalur air masuk dibuat sepanjang saluran itu. Di sisi jalan juga di
pasang besi penahan (guard rail). Jalan
baru ini membelah hutan yang lebat, perkebunan karet dan sawit di daerah ini,
juga pemukiman penduduk. Setiap pemukiman yang dipisahkan oleh jalan yang
sangat lebar tersebut dibuatkan jembatan diantaranya dan selain itu di setiap
pemukiman dan perkebunan juga dibuatkan jalan masuk dan keluar menuju jalan
utama, seperti jalan tol saja. Namun tidak banyak pemukiman yang dipisahkan
oleh jalan ini, jalan baru ini sepertinya memang dibuat untuk menghindari
pemukiman sebisa mungkin.
Tidak ada persimpangan
langsung di jalan ini, setiap jalan masuk dan keluar dari dan ke jalan utama
dibuatkan jalan lain di sisinya. Beberapa lampu penerangan jalan jenis led
dengan tenaga surya terpasang hanya di pertemuan-pertemuan jalan itu. Setiap 2 kilometer
terdapat tanda khusus telepon darurat yang mungkin terhubung ke suatu instansi
yang bertanggungjawab mengelola jalan ini. Saya melihat sebuah mobil patroli
dengan dua orang petugas di dalamnya berada di sisi jalan, namun sepertinya
bukanlah mobil polisi saya pikir itu juga mobil patroli instansi yang
bertanggung jawab mengelola jalan ini. Dengan menyalakan lampu diatas
kendaraannya seakan mereka mengatakan ‘kami mengawasi kalian’, sehingga
sopir-sopir juga harus menjaga kecepatannya jika tidak ingin berurusan dengan
petugas patroli itu. Selain itu, beberapa kamera pemantau kecepatan juga
terpasang di pinggir jalan ini. Jalannya sangat mulus tanpa lubang dan beberapa
guncangan hanya terjadi di setiap persambungan jembatan, selebihnya halus mulus
tak terasa. Di sisi jalan juga tampak tersedia beberapa lokasi tempat istirahat
atau perbaikan darurat. Wah! hebat sekali Bengkulu saat ini, berapa banyak
waktu yang bisa di hemat dengan menggunakan jalan baru ini. Bus selanjutnya
keluar di daerah Air Sebakul Kota Bengkulu namun jalan itu belum habis, dari
marka penunjuk saya baca jalan baru itu bisa terus mengarah ke Padang,
Hebat...ckckck.
Masuk di jalanan kota yang
belasan tahun lalu sering saya lewati, tidak ada perubahan pada jalan-jalan
kota ini, lebarnya tidak bertambah mungkin karena sudah banyak pemukiman
penduduk di sisi-sisi jalan, namun kualitas jalan ini terlihat lebih baik, jalannya
mulus tanpa lubang dan marka jalannya juga sangat jelas, jalan-jalan untuk para
pejalan kaki juga dibuat dengan rapi
sepanjang jalan kota.
Bus berhenti di persimpangan
lampu merah kota Sydney dan membangunkan saya dari mimpi, sebuah mimpi tentang
perjalanan ke kampung halaman saya. Perjalanan 3 jam dari Canberra ke Sydney
tidak terasa, di kanan dan kiri jalan terhampar padang rumput yang luas juga
ada peternakan sapi dan domba yang bebas berkeliaran dalam kandang yang sangat
luas. Bus membelah kabut dingin yang tebal pagi itu, yang membuat saya sempat
berpikir kalau itu awan. Beberapa rambu peringatan "hati-hati' kanguru
melintas terpasang di daerah hutan. Pemandangan yang betul-betul indah dan
perjalanan yang begitu nyaman, saya berpikir bagaimana mereka bisa membangun
ini semua. Mereka menggunakan seluruh sumber daya yang mereka miliki dan
membangun suatu kesempurnaan dengan itu, termasuk jalan yang mulus itu. Oh
andai negeriku bisa melakukan ini semua...