Rabu, 13 Januari 2016

Sehari Tak Cukup di Paris



Masih edisi liburan akhir tahun 2015, kali ini kami ke Paris, saya bersama tiga teman lainnya. Kami berangkat dari Amsterdam pukul 2200 dengan bus Eurolines dari Eurolines Duivendrecth Stationplein. Sampai di stasiun Duivendrecth sekitar pukul 1930, kami makan malam dulu di Doner stasiun situ. Tiba di pangkalan bus yang hanya 50 meter itu kami langsung check in dan menunggu 2 jam lagi sebelum pemberangkatan. Tepat pukul 2200 kami berangkat, waktu itu bus tidak terlalu penuh dan saya duduk sendiri hingga di Paris meskipun beberapa penumpang ada yang naik di Den Haag, Brussel dan satu tempat berhenti lagi yang saya lupa dan semuanya itu mengganggu tidur saya.

Pukul 0600 kami tiba di Gallieni International Bus Station, setelah cuci muka dan gosok gigi di toilet stasiun (hampir semua toilet bayar antara 0,25 - 1 euro) kami langsung menuju Metro, itu kereta bawah tanah andalannya Paris, tiketnya 1,8 euro. Tujuan pertama kami adalah Arc de Triomphe, maka tujuan stasiun Metro kami adalah Charles de Gaulle, jadi anda yang ingin ngebolang di Eropa mesti paham rute rute kereta turun dimana, tujuan kemana, kereta no berapa dsb, waktu itu dari Gallienni kami hanya pindah kereta sekali. Metro pagi itu tidak terlalu ramai mungkin karena terlalu pagi bagi orang Paris untuk pergi bekerja.

Arc de Triomphe
Hari masih subuh dan sedikit gerimis saat kami tiba di Arc de Triomphe, di bangku taman situ kami shalat subuh. Dari situ kami menyusuri jalan Avenue des Champs Elysees lalu menuju ke selatan menyusuri sungai Seine lalu ke menara Eiffel. Champs Elysees merupakan kawasan belanja elit dengan berbagai toko merek terkenal ada di sepanjang jalan ini.

Suasana pagi di menara Eiffel
Meskipun hari masih pagi, para wisatawan terlihat sudah mengantri ingin naik ke menara Eiffel. Untuk naik ke atas baik tingkat 1 atau puncak anda harus bayar. Jika dengan lift hingga puncak tarifnya 17 euro jika hanya tingkat 1 cukup bayar 11 euro, nah klo anda menggunakan tangga ke tingkat 1 cukup bayar 6 euro. 

Military School
Puas berfoto disitu, kami jalan terus melewati Champ de Mars menuju ke Paris Military School, selama di jalan banyak pedagang asongan menjual cinderamata menara Eiffel, mereka orang-orang afrika dan bisa bicara ‘murah..murah..lima 1 euro’, saya mampir membeli pernik di satu satunya kios kecil yang baru saja buka di Champ de Mars. 

Kios souvenir di kawasan Champ de Mars

Jembatan Alexander III
Lalu kami melewati Tombeau de Napoleon terus ke utara melewati Jembatan Alexandre III dan kembali ke Avenue des Champs Elysees yang saat itu sedang ada pasar rakyat. Setelah sarapan kentang goreng, perjalanan kami lanjutkan menuju Louvre melewati bianglalanya Paris yang disebut Grande Roue. Kami istirahat sebentar di kolam di Tuileries Garden memperhatikan tingkah laku burung camar dan bebek di tengah kolam. Di pinggir kolam disediakan bangku besi agar pengunjung bisa duduk beristirahat.

Kawasan museum Louvre
Tiba di Louvre Pyramid sekitar pukul 1200, saat itu pengunjung sudah ramai, beberapa orang tentara terlihat berjaga. Selesai berfoto ria kami tinggalkan bangunan khas Paris itu, kami mau shalat dulu, masjid terdekat sekitar 2 kilo meter, jadilah kami harus naik Metro. Kami Shalat di sebuah mesjid yang tersembunyi di antara ruko di jalan Rue du Faubourg Saint-Denis, kawasan ini banyak toko daging halal dan toko restoran halal, sepertinya kawasan komunitas muslim, kami lihat di peta ada 3 mesjid di kawasan ini, namun tak satupun kami jumpai. Setelah gagal menemukan mesjid pertama, kami istirahat makan siang di kafe orang Turki dan bertanya dimana masjid terdekat. Kami akhirnya menemukan masjid tersembunyi itu setelah seorang lelaki tua keluar dari sebuah pintu, kami lalu bertanya apakah di dalam masjid untuk shalat, lelaki tua itu lalu mempersilahkan kami masuk. Pantas saja kami kesulitan mesjid di kawasan ini, dari luar bangunan ruko tanpa nama itu seperti bangunan biasa, pintunya dilengkapi kunci berkode.

Pantheon
Selesai Shalat perjalanan kami lanjutkan menuju selatan ke Pantheon, arsitektur gereja dan bangunan lainnya di Paris ini sangat indah. Setelah itu kami terus jalan kaki menuju utara lagi melihat Cathedrale Notre Dame de Paris, beristirahat diantara ratusan wisatawan yang antri ingin masuk ke katederal. 


Ramai pengunjung di Cathedral Notre Dame
Bangunan terakhir yang kami hampiri adalah Hotel de Ville, itu gambarnya jadi foto sampul tulisan ini, bagus kalo malam. Semua bangunan di Paris sangat indah dan bagus, dibanding Berlin dan Amsterdam (mungkin hanya Roma yang bisa kalahkan), bangunan-bangunan itu hanya sebagian, sementara masih banyak objek wisata yang belum kami datangi, untuk melihat semuanya itu sepertinya sehari tak kan cukup di Paris. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cabut Bungsu

Saya baru tahu ada gigi yg baru tumbuh saat sudah kita dewasa. Gigi bungsu namanya. Letaknya paling belakang.  Dulu saya sering menghitung j...